zwani.com myspace graphic comments

KISAH CINTA SEORANG ANAK TERHADAP IBUNYA




Cerita ini saya kutib dari sebuah artikel di internet, dan saya sangat terenyuh ketika membacanya,untuk itulah saya berniat untuk membagikannya kepada para penggemar dunia maya sekalian lewat blog ini , bahkan saya sempat berfikir ternyata kasih sayang seorang ibu terhadap anak itu tiada duanya. Tapi cinta seorang anak terhadap orang tuanya juga sekuat batu karang yang ada di tengah lautan yang tetap berdiri tegar walau ombak selalu menghantamnya. Kisahnya seperti ini :

Dua puluh tahun lalu seorang ibu melahirkan seorang anak laki-laki,
wajahnya lumayan tampan namun terlihat agak bodoh. Sam, suaminya,
memberinya nama Eric. Semakin lama semakin nampak jelas bahwa anak ini
memang agak terbelakang. Ibu ini berniat memberikannya kepada orang lain
saja.
Namun Sam suaminya mencegah niat buruk itu. Akhirnya terpaksa ibu ini
membesarkannya juga. Di tahun kedua setelah Eric dilahirkan ibunya pun
melahirkan kembali seorang anak perempuan yang cantik mungil dan
menamainya Angelica. Ibunya  sangat menyayangi Angelica, demikian juga
Sam suaminya. Seringkali mereka mengajaknya pergi ke taman hiburan dan
membelikannya pakaian anak-anak yang indah-indah.

Namun tidak demikian halnya dengan Eric anak sulungnya. Ia hanya memiliki beberapa
stel pakaian butut. Sam ayahnya berniat membelikannya, namun ibunya selalu
melarangnya dengan dalih penghematan uang keluarga. ayahnya selalu
menuruti perkataan ibunya. Saat usia Angelica 2 tahun, Sam ayahnya meninggal
dunia. Eric sudah berumur 4 tahun kala itu. Keluarga mereka menjadi
semakin miskin dengan hutang yang semakin menumpuk. Akhirnya ibunya
mengambil tindakan yang  membuatnya menyesal seumur hidup. ibunya
pergi meninggalkan kampung halamannya beserta Angelica. Eric yang
sedang tertidur lelap mereka tinggalkan begitu saja. Kemudian mereka
tinggal di sebuah gubuk setelah rumah mereka laku terjual untuk membayar
hutang. Setahun, 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun.. telah berlalu sejak
kejadian itu.
Ibunya telah menikah kembali dengan Brad, seorang pria dewasa. Usia
Pernikahan mereka telah menginjak tahun kelima. Berkat Brad suami barunya, sifat-sifat
buruk ibunya  yang semula pemarah, egois, dan tinggi hati, berubah
sedikit demi sedikit menjadi lebih sabar dan penyayang. Angelica telah
berumur 12 tahun dan mereka menyekolahkan dia di asrama putri sekolah
perawatan. Tidak ada lagi yang ingat tentang Eric dan tidak ada lagi
yang mengingatnya.
Tiba-tiba terlintas kembali kisah ironis yang terjadi dulu seperti
sebuah film yang diputar di ingatan ibunya. Baru sekarang ibunya menyadari
betapa jahatnya perbuatan ibunya dulu.tiba-tiba bayangan Eric melintas
kembali di pikirannya. Ya Eric, Mommy akan menjemputmu Eric. Sore
itu ibunya memarkir mobil birunya di samping sebuah gubuk, dan Brad
dengan pandangan heran menatap istrinya dari samping. “Mary, apa yang
sebenarnya terjadi?”Tanya Brad suaminya.
“Oh, Brad, kau pasti akan membenciku setelah saya menceritakan hal
yang telah saya lakukan dulu.kata istrinya ” kemudian ia menceritakannya juga dengan
terisak-isak. Ternyata Tuhan sungguh bijak kepadanya. Ia telah
memberikan suami yang begitu baik dan penuh pengertian. Setelah tangisnya reda, ia keluar dari mobil diikuti oleh Brad suaminya dari belakang.
Matanya menatap lekat pada gubuk yang terbentang dua meter dari
hadapannya. Ibunya  mulai teringat betapa gubuk itu pernah ia
tinggali beberapa bulan lamanya dan Eric.. Eric…
Namun ia tidak menemukan siapapun juga di dalamnya. Hanya ada
sepotong kain butut tergeletak di lantai tanah. ia mengambil seraya
mengamatinya dengan seksama… Matanya mulai berkaca-kaca, saya mengenali
potongan kain ini,”gumam ibunya” sebagai bekas baju butut yang dulu dikenakan
Eric sehari-harinya. Ibunya  sempat kaget sebab suasana saat itu gelap
sekali. Kemudian terlihatlah wajah orang itu yang demikian kotor.
Ternyata ia seorang wanita tua. Kembali ibunya  tersentak kaget manakala
ia tiba-tiba nenek tua itu menegurnya dengan suaranya yang parau.
“Heii…! Siapa kamu?! Mau apa kau kemari?!”
Dengan memberanikan diri, sang ibu pun bertanya, “Ibu, apa ibu kenal
dengan seorang anak bernama Eric yang dulu tinggal di sini?”
Ia menjawab, “Kalau kamu ibunya, kamu sungguh tega, Tahukah kamu, 10
tahun yang lalu sejak kamu meninggalkannya di sini, Eric terus
menunggu ibunya dan memanggil, ‘Mommy…, mommy!’ Karena tidak tega,
saya terkadang memberinya makan dan mengajaknya tinggal Bersama saya.
Walaupun saya orang miskin dan hanya bekerja sebagai pemulung sampah,
namun saya tidak akan meninggalkan anak saya seperti itu! Tiga bulan
yang lalu Eric meninggalkan secarik kertas ini. Ia belajar menulis
setiap hari selama bertahun-tahun hanya untuk menulis ini untukmu…”
Saya pun membaca tulisan di kertas itu…
Mommy, mengapa Mommy tidak pernah kembali lagi…? Mommy marah sama
Eric, ya? Mom, biarlah Eric yang pergi saja, tapi Mommy harus berjanji
kalau Mommy tidak akan marah lagi sama Eric. Bye, Mom…”
Ibunya  menjerit histeris membaca surat itu. “Bu, tolong katakan…
katakan di mana ia sekarang? Saya berjanji akan meyayanginya sekarang!
Saya tidak akan meninggalkannya lagi, Bu! Tolong katakan..!!” pinta sang ibu
Brad memeluk tubuh istrinya yang bergetar keras.
“Nyonya, semua sudah terlambat, kata nenek itu. Sehari sebelum nyonya datang, Eric
telah meninggal dunia. Ia meninggal di belakang gubuk ini. Tubuhnya
sangat kurus, ia sangat lemah. Hanya demi menunggumu ia rela bertahan
di belakang gubuk ini tanpa ia berani masuk ke dalamnya. Ia takut
apabila Mommy-nya datang, Mommy-nya akan pergi lagi bila melihatnya
ada di dalam sana… Ia hanya berharap dapat melihat Mommy-nya dari
belakang gubuk ini… Meskipun hujan deras, dengan kondisinya yang
lemah ia terus bersikeras menunggu Nyonya di sana.”

Sahabat pembaca sekalian, kiranya mari kita renungkan bersama jika sekiranya di antara pembaca ada seorang ibu yang memiliki anak, janganlah menyia-nyiakan mereka karena mereka adalah buah hati yang  menyimpan rasa sayang yang sangat tinggi terhadap seorang ibu.
Dan marilah kita jadi seorang anak yang berbakti pada orang tua, tak penting seberapa besar materi yang kita berikan pada mereka tapi yang  terpenting seberapa jauh pengabdian ikhlas yang kita persembahkan untuk orang tua kita, apa lagi seorang ibu yang 9 bulan mengandung kita dan membesarkan kita dengan kasih sayangnya yang tidak terukur dengan apa pun. Tak ada yang bisa membalas itu, maka berikanlah pengabdian kita karena itu akan sedikit meringankan beban dan rasa sakit seorang ibu yang telah mengandung dan melahirkan kita.

Category: 0 komentar

mari kita renungkan " curhatku untukmu sahabat"



Sahabat bukanlah MATEMATIKA yang dapat di hitung nilainya…
Bukan Ekonomi yang merupakan MATERI…
Bukan juga PPKN yang di tuntut oleh ilmu…
Tapi sahabat adalah SEJARAH yang dapat di kenang sepanjang masa

Persegi punya 4 titik,,,
Segitiga punya 3 titik,,,
Garis punya titik awal dan titik akhir,,,
Tapi persahabatan kita seperti Lingkaran yang tidak mempunyai titik awal dan akhir…!!!

Aq mungkin bukan teman yang “sempurna” yang kamu cari…
Bukan juga yang “terbaik” di antara semuanya…
Tapi, satu yang pasti…
aku salah satu teman yang akan selalu “Mengingatmu”…

Milikilah sebuah “hati” yang takkan pernah membenci…
Sebuah “senyuman” yang takkan pernah pudar…
Sebuah “sentuhan” yang takkan pernah menyakiti,,,
Sebuah “cinta” yang takkan pernah pindah ke lain hati…
Dan sebuah “Persahabatan” yang takkan pernah saling mengkhianati….

Sendiri bukan berarti sepi…
Bersama belum tentu bahagia,,,
Cinta belum tentu indah…
Menangis belum tentu juga sedih…
Berpisah jangan di sesali,,,
Tapi, berpisah dengan “sahabat” itulah yang pantas di sesali….!!!!

Mungkin aku bukan siapa-siapa di matamu,,
Semua temanmu lebih baik dari ku..
Aku cuma sepenggal iklan dalam hidupmu…
Tapi, ingat 1 hal …??
Aku akan tetap disini untuk mu…???

sumber:
http://nihanomutzz.blogspot.com
Category: 0 komentar

HUMOR ( tertawa sebelum tertawa itu di larang )



http://www.stolaf.edu/people/murphye/map%20project/old-man-laughing.jpg

01. Membaca makin jauh, kencing makin dekat
02. Dulu tidur berhadap-hadapan, sekarang beradu pantat
03. Dulu suka pakai minyak wangi, sekarang sering pakai minyak angin
04. Dulu 12 kali lebih dalam sebulan, sekarang belum tentu sekali sebulan
05. Dulu keras sekali selama menu...nggu, sekarang lama sekali menunggu keras
06. Dulu langsung ON, sekarang langsung Down
07. Dulu sering siul2in cewe, sekarang malah siul2in burung
08. Dulu kencing asin, sekarang banyak yang sudah kencingnya manis
09. Dulu sering ajak makan enak, sekarang sering ajak makan obat
10. Dulu korbankan kesehatan demi kekayaan, sekarang korbankan kekayaan demi kesehatan
11. Dulu mengkritik generasi tua, sekarang mencela generasi muda
12. Dulu bermimpi untuk mengubah dunia, sekarang jadi insomnia karena dunia berubah terus
13. Dulu dongkol karena nggak dikasih, sekarang jengkel karena ditagih
14. Dulu pemburu nikmat, sekarang diburu to bat
Category: 0 komentar
Uploaded with ImageShack.us